Pemerintah juga mendorong percepatan implementasi Bisnis Model One Village One Product (OVOP) dan One Pesantren One Product (OPOP). Penerapannya melalui Pola Cluster dengan Pembiayaan KUR. Komposisinya melalui korporatisasi pertanian dengan pembiayaan murah bagi KUR khusus kelompok atau klaster pertanian.
"KUR menjadi pendorong usaha tani yang sangat positif. Artinya, petani memiliki peluang besar menumbuhkan unit usaha taninya. Pengembangan bisnis seperti ini tentu sangat bagus," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi.
Ditopang program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (Readsi) dari Kementan, saat ini ada banyak petani layak debitur. Manejemen keuangan mereka sangat sehat. Salah satu indikatornya adalah ketaatan pembayaran iuran rutin bagi kelompok tani. Sebagai contoh Poktan Bahtra di Pohuwato, Gorontalo.
"Kami mendorong petani untuk mengoptimalkan KUR. Slotnya masih besar. Segera akses KUR karena suku bunganya juga rendah. Dengan Readsi, petani memiliki kemampuan angsuran yang bagus. Potensi risiko gagal bayarnya pun kecil," ujar Dedi.