Lebih lanjut, Guswanto menegaskan, BMKG telah memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “BMKG memiliki 198 unit pelaksana teknis di seluruh provinsi. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD, BNPB, PUPR, dan instansi terkait lainnya untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana,” katanya.
Terkait sistem peringatan dini, BMKG memastikan seluruh kanal informasi dapat diakses oleh masyarakat secara real-time. “Sistem peringatan dini cuaca ekstrem BMKG siap dan bisa diakses melalui aplikasi Info BMKG, situs cuaca.bmkg.go.id, serta layanan nowcasting.bmkg.id yang menampilkan prakiraan cuaca hingga empat jam ke depan,” terang Guswanto.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk memastikan saluran drainase tidak tersumbat, memperkuat struktur bangunan, serta memangkas dahan pohon yang berpotensi tumbang. Selain itu, warga di daerah perbukitan juga diminta waspada terhadap risiko longsor.
“Kami mengimbau agar masyarakat rutin memantau informasi cuaca resmi BMKG melalui aplikasi dan media sosial resmi. Koordinasi antara instansi dan masyarakat perlu ditingkatkan agar langkah evakuasi dan penanganan darurat bisa berjalan efektif,” pungkasnya.