Ya, Dilan 1990 mengisahkan tentang hubungan dua remaja yang tak jauh-jauh dari tema cinta. Antara Dilan dan Milea yang masih duduk di bangku SMA, di mana itulah masa-masa paling indah. Dikisahkan, Dilan adalah seorang remaja yang bengal tetapi suka buku. Sementara Milea adalah seorang gadis, cantik, yang juga suka buku (ini melalui salah satu adegannya di dalam angkot).
Persis kisah cinta remaja pada umumnya yang berkenalan, digombal, dekat, kemudian sedikit ada bumbu-bumbu konflik dan ending yang manis. Dan unik, itu yang membedakan kisah cinta Dilan dan Milea dengan film-film drama romantis di Indonesia. Dalam Dilan 1990, ada juga unsur politik di beberapa dialog dan komedi yang tak hanya membuat Anda berbisik "uh, so sweet," tetapi juga menawarkan Anda gelak tawa di beberapa bagian film berdurasi 110 menit itu.
Jika Dilan diperankan oleh Iqbaal, Milea diperankan oleh Vanesha Priscillia. Tak hanya memerankan Milea, Vanesha juga berperan sebagai narator seluruh cerita. Meskipun demikian, menurut saya, akting Iqbaal di luar ekspektasi saya. Hampir seluruh adegan, Iqbaal sukses memerankan sebagai remaja tanggung yang bengal. Ia benar-benar lepas dari citranya sebagai seorang penyanyi cilik di Coboy Junior.
Di sini saya katakan, sosok Dilan yang diperankan Iqbaal, menjadi sangat charming sekaligus bengal. Apalagi dalam sinema gerak lambat di film ini, hampir membuat sebagian penonton wanita kesengsem dengan Dilan setelah keluar bioskop.
Namun, tentu saja, film Dilan 1990 tak sepenuhnya sempurna, karena tak ada karya yang benar-benar sempurna, bukan? Ada beberapa scene yang tampaknya kurang penting dan tak masuk ke dalam cerita sehingga hanya memperpanjang durasi saja. Kemudian, ada efek greenscreen yang sangat kentara di film ini.