Musik-musik yang dipilih dalam lagu ini melewati kurasi ketat agar betul-betul mewakili cerita. Sejak awal, kita sudah gatal untuk ikut bersenandung mendengar lagu-lagu lawas yang tak ada matinya; "Bidadari" dari Andre Hehanusa, "Cukup Siti Nurbaya" dari Dewa 19, "Cerita Cinta" dari Kahitna, "Sendiri" dari Chrisye dan tentu saja "Bebas" dari Iwa K yang jadi lagu tema.
Geng Bebas punya satu anggota laki-laki, perbedaan nyata dari versi Korea dan Jepang (remake yang dirilis tahun lalu). Alasannya, karakter-karakter ini belajar di sekolah negeri yang murid-muridnya terdiri dari perempuan dan laki-laki. Bukan hal yang aneh bila satu geng tak cuma diisi oleh satu gender.
Pilihan ini tak salah karena interaksi benci-tapi-cinta antara Jessica dan Jojo merupakan adegan-adegan yang menarik untuk dinikmati. Chemistry di antara para pemain remaja maupun dewasa terjalin manis. Nilai tambah untuk film ini karena berhasil mencari pemeran remaja dan dewasa yang penampilannya lumayan mirip.
Setiap tokoh diberi porsi cerita yang cukup, membuat penonton merasa peduli terhadap semua anggota, bukan cuma satu atau dua orang. Dalam "Bebas", jumlah anggota geng ada enam orang, lebih sedikit dari versi asli yang berjumlah tujuh orang. Ini keputusan yang baik karena ada lebih banyak waktu untuk mengenal tiap karakter.
Setiap tokoh punya masalah sendiri ketika tumbuh dewasa, tidak semuanya bisa mewujudkan cita-cita optimistis yang keluar dari mulut mereka saat remaja. Selain Vina yang terjebak pada rutinitas dan Kris yang sakit-sakitan, perjalanan karier Jessica mandek, Jojo belum menemukan cinta sejati, sementara Gina yang dulu berkecukupan kini hidup pas-pasan.
Namun pertemuan dengan sahabat-sahabat yang sempat menghilang, mengingatkan lagi mereka pada jati diri yang selama ini terkubur oleh tuntutan yang membayangi setiap kehidupan orang dewasa.