JAKARTA, iNews.id – Peneliti menemukan dua garis keturunan baru virus corona pada hewan kelelawar di Selandia Baru. Sebanyak 60 Persen kelelawar ekor panjang tersebut terinfeksi virus dan berisiko tinggi untuk mentransferkannya kepada populasi manusia.
Melansir dari laman 9News AU, Senin (4/12/2023), dua virus tersebut termasuk dalam kelompok virus corona yang berbeda dari tiga virus yang muncul dalam populasi manusia selama beberapa dekade terakhir. Diperkirakan, kelelawar tersebut dapat menyimpan hingga 15 ribu virus corona yang mematikan.
Secara global, kelelawar membentuk sekitar 20 Persen dari semua spesies mamalia dan berkumpul di koloninya yang besar dalam sebuah gua yang ramai berisikan kelelawar-kelelawar. Penyebaran virus tersebut disebut akan lebih mungkin terjadi pada kondisi seperti itu.
Menurut studi peer-review yang diterbitkan di New Zealand Journal of Ecology menyebutkan, temuan ini terbilang langka dan menjadi suatu pembelajaran tentang bagaimana virus corona itu bergerak melalui populasi kelelawar yang terus berevolusi dan melahirkan spesies baru.
Sebelum SARS terjadi pada tahun 2003 dan pandemi Covid-19 yang mematikan itu, penelitian tentang virus corona tidak menarik banyak perhatian. Kini mendekati empat tahun sejak Covid-19 pertama kali terdeteksi, banyak sekali lika-liku yang terjadi pada proses penyelidikan SARS-CoV-2.