2,5% Orang Indonesia Idap Psoriasis, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya

Syifa Fauziah
Ilustrasi penyakit psoriasis. (Foto: iStock)

Penanganan Psoriasis

Perawatan psoriasis disesuaikan dengan tingkat keparahan dan jenisnya, meliputi:

  1. Topikal: Krim atau salep, seperti kortikosteroid, analog vitamin D, retinoid, dan tar batubara.
  2. Fototerapi: Terapi sinar ultraviolet (UV) untuk mengurangi peradangan dan memperlambat produksi sel kulit.
  3. Obat Sistemik; Untuk kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat oral atau injeksi seperti methotrexate, siklosporin, dan retinoid.
  4. Pengobatan Biologik: Pengobatan biologik merupakan terobosan terbaru dalam perawatan psoriasis, menggunakan obat  yang menargetkan bagian spesifik dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam proses peradangan. 

"Psoriasis sering kali disalahpahami sebagai masalah kulit biasa, padahal ini adalah gangguan sistem imun yang kompleks. Meskipun psoriasis tidak bisa sembuh total, gejalanya bisa dikendalikan dengan perawatan yang tepat, termasuk penggunaan terapi biologik terbaru," ungkap dr Inneke Halim. 

"Dengan penggunaan terapi biologik terbaru, kami berkomitmen untuk membantu pasien psoriasis mengelola kondisi mereka dengan cara yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tambah Direktur Bethsaida Hospital, dr Pitono. 

Beberapa obat biologik terbaru yang dapat menjadi pilihan untuk pengobatan psoriasis meliputi:

  • Secukinumab: Protein yang berperan dalam peradangan. Secukinumab efektif dalam mengurangi plak psoriasis dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
  • Ixekizumab: Digunakan untuk pasien dengan psoriasis plak sedang hingga berat.
  • Guselkumab: Obat ini telah terbukti sangat efektif dengan efek samping minimal. Biasanya diberikan melalui suntikan berkala.
  • Ustekinumab: Menunjukkan hasil positif dalam mengurangi gejala psoriasis dengan tingkat keberhasilan tinggi.

 Selain pengobatan medis, menurut dr Inneke, perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam manajemen psoriasis dan mengurangi risiko penyakit metabolik. 

"Beberapa gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut adalah melakukan diet sehat, olahraga secara teratur, mengelola stres dan menghindari rokok dan alkohol," ungkapnya. 

Editor : Muhammad Sukardi
Artikel Terkait
Nasional
5 bulan lalu

Dokter Tifa Sarankan Jokowi Jalani Terapi Neuro-Nutrisi Spiritual untuk Sembuhkan Penyakitnya

Health
5 bulan lalu

Apa Itu Penyakit Autoimun Agresif yang Menyebabkan Perubahan Kulit?

Health
5 bulan lalu

Jokowi Sakit Apa? Fakta Terbaru Diungkap Ajudan Pribadinya!

Health
5 bulan lalu

Gejala Stevens Johnson Syndrome yang Terlihat di Kulit, Ruam Kemerahan hingga Luka-Luka

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal