JAKARTA, iNews.id - Dari hasil riset Google Trust and Security Research Team sebanyak 51% orangtua dari anak yang bersekolah daring selama pandemi merasa kekhawatiran mereka meningkat tentang keamanan online. Kekhawatiran orangtua di antaranya mengenai keamanan informasi anak, interaksi anak di ruang maya, dan konten yang dikonsumsi anak.
“Risiko yang mengancam anak ketika berselancar di dunia maya adalah konten-konten yang memengaruhi mental anak. Seperti konten ujaran kebencian, radikalisme, pornografi, kekerasan, hingga konten serangan cyber atau perundungan atau bullying,” ujar Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychosocial Activist IBU Foundation saat webinar Literasi Digital Rabu (18/8/2021).
Dia mengatakan tantangan orangtua meliputi akses internet semakin mudah, kebanyakan orangtua masih gagap teknologi sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan anak bebas berkoneksi tanpa aturan karena belum memahami risikonya. Lalu bagaimana menciptakan keamanan internet bagi anak?
“Orangtua wajib memahami jaringan internet media sosial, minimal mengetahui cara memproteksi situs web dan media sosial yang berdampak negatif,” kata Pipit.
Menurutnya orangtua akan sulit menerapkan aturan bila tidak memahami apa itu internet dan media sosial seperti blog, Twitter, Instagram, TikTok, kebanyakan orangtua bahkan mengetahui TikTok dari anak-anak mereka. Kemudian bagaimana cara menggunakan internet dan pembuatan akun Google sesuai usia.
Selain itu orangtua perlu mengarahkan anak untuk menggunakan perangkat dan media digital dengan tepat. Hal ini dilakukan agar orangtua bisa memilah mana media yang akan digunakan anak dengan baik sesuai usia dan tahap perkembangan anak.