Ubah Ritme Aktivitas
Menurut Rahma, di Indonesia, implementasi kebijakan pembatasan kegiatan pembelajaran di sekolah ini tentunya berdampak signifikan pada kesehatan mental siswa meskipun dengan derajat yang bervariasi.
Data yang diperoleh dari survei penilaian cepat yang dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 (BNPB,2020) menunjukkan, sebanyak 47% anak Indonesia merasa bosan di rumah, 35% merasa khawatir ketinggalan pelajaran, 15% anak merasa tidak aman, 20% anak merindukan teman-temannya, dan 10% anak merasa khawatir tentang kondisi ekonomi keluarga.
Untuk itu Rahma menyarankan sebaiknya 2 minggu sebelum kegiatan PTM dilaksanakan, biasakan anak untuk memulai bangun pagi setiap hari dan tidur malam tidak lewat dari jam 9. Selain itu mengerjakan tugas sendiri, mempersiapkan dan membereskan barang dan alat untuk belajar.
Karena yang sering terjadi sekarang, anak terbiasa dengan tidur hingga larut malam dan sering berinteraksi dengan gadget atau bermain games untuk mengusir kejenuhan.
"Sampaikan kepada anak untuk bersikap peka dan peduli dengan orang di sekitarnya, koordinasi dan komunikasikan yang baik bersama pihak sekolah, jangan percaya berita hoaks, sebaiknya cari informasi berita dari sumber yang dipercaya," kata Patria Rahmawaty.
Dia melanjutkan, untuk para orang tua, siapkan adaptasi anak menghadapi PTM dengan membantu mengelola kondisi stres mereka, pantau kesehatan, terapkan prokes secara konsisten, jangan takuti anak dengan kondisi yang ada saat ini.
Untuk para anak atau siswa agar bisa memahami situasi yang saat ini terjadi. Bicarakan dan bersikap terbuka pada orang tua tentang perasaan yang dialami selama PTM. Tetap berkomitmen untuk menerapkan prokes selama di sekolah, jangan menstigmatisasi teman atau orang sekitarnya yang sedang sakit.
Sedangkan pihak sekolah dan guru BK pastikan untuk mendengarkan kekhawatiran siswa dan menjawab pertanyaan mereka. Selain itu turut memotivasi siswa untuk tetap fokus belajar dan dengan keterbatasan waktu di kelas.
"Pihak sekolah juga bisa mengubah metode belajar yang tidak menimbulkan kecemasan pada siswa, memasukkan pendidikan kesehatan yang relevan ke dalam materi pelajaran lain guna menambahkan pengetahuan dasar siswa siswi," katanya.
Dia menambahkan, penting dalam keluarga untuk selalu menciptakan suasana yang mengalirkan energi positif, seperti menciptakan suasana bahagia dan tenang di situasi seperti ini.
"Karena hati yang gembira adalah obat, rasa bahagia yang ditimbulkan tersebut akan menjadi salah satu peningkat imun kita agar anak merasa bahagia dan termotivasi belajar meskipun situasi pandemi," kata dia.