“Imunomodulator adalah suatu substansi yang bisa dari bahan herbal maupun tidak, dan berfungsi memodulasi sistem imun. Sifatnya bekerja pada sistem imun bawaan maupun adaptif. Ada yang untuk stimulasi memicu respons imun terhadap suatu patogen, bisa juga dengan cara supresi atau menekan sistem imun, misalnya digunakan pada penyakit autoimun, atau mengalami infeksi peradangan berlebihan, sehingga itu perlu ditekan,” kata dia.
Beberapa contoh imunomodulator yang berperan sebagai imunostimulan untuk meningkatkan kerja komponen-komponen sistem imun, di antaranya ekstrak herbal seperti echinacea, meniran, jinten hitam, sambiloto, bawang putih, kunyit, dan jahe merah.
Meniran, misalnya, yang bersifat imunostimulasi kuat yang bisa mempercepat penyembuhan infeksi virus cacar air. Kemudian jahe merah sebagai imunostimulasi yang bersifat anti-radang dan membantu meredakan batuk, serta gangguan pencernaan.
Dia mengatakan, beberapa herbal yang bersifat imunomodulator dapat dikombinasikan untuk mendapatkan efek modulasi respons imun yang lebih optimal dan seimbang. Dengan catatan, tetap mengutamakan pertimbangan keamanan jangka panjang.
“Sepanjang herbalnya aman, maka siapa pun boleh pakai walupun imunitasnya sudah baik. Kita kan susah membuktikan apakah imun seseorang itu sudah baik atau tidak. Imunomodulator ini bagus dikonsumsi apalagi di masa pandemi,” tuturnya.