Tak cuma fisik yang dipengaruhi oleh stunting, tetapi juga kondisi tumbuh kembang otak, serta organ lain yang diakibatkan kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Akibatnya, tambah dr. Soedjatmiko, anak-anak yang lahir stunting kemungkinan lebih dini mengalami penyakit jantung atau tak menular lain yang berbahaya.
"Upaya agar anak-anak menjadi ‘Genius’, dimulai sejak dalam kandungan sampai anak berumur dua tahun, kemudian dilanjutkan terus pada masa balita, prasekolah dan remaja," tutur dia.
Dia menjelaskan, ibu yang sedang hamil harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan cukup, seperti makanan pokok, lauk protein, sayuran, dan buah. Supaya optimal, bisa pula ditambah tablet zat besi, iodium, kalsium, zinc, vitamin A, dan D.
Selain gizi, yang tak kalah penting lainnya adalah imunisasi demi mencegah penyakit, serta stimulasi kasih sayang yang diberikan pada anak setiap hari. Inilah, kata Dr. Soedjatmiko, yang membentuk anak agar memiliki empati dan menjadi pribadi unggul kelak.
"Stimulasi dan kasih sayang ini sama pentingnya dengan gizi. Karena gizi kan untuk pertumbuhan fisik, stimulasi dan kasih sayang ini sebagai 'software' yang melatih otaknya dia, termasuk empati," katanya.
Dia juga menyarankan para calon ibu atau orangtua yang memiliki anak, agar memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Di dalam buku tersebut, terdapat panduan lengkap untuk menjaga si kecil tetap sehat, terpenuhi gizinya, serta tumbuh kembangnya.