JAKARTA, iNews.id - Cara menurunkan darah tinggi penting diketahui para penderita. Pasalnya hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap disebut sebagai “the silent killer". Mengapa?
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan prevalensi hipertensi Riskesdas pada 2013 sebesar 25,8 persen. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sementara sisanya tidak terdiagnosis.
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan, seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
“Setiap peningkatan darah 20/10 mm Hg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi,” ujarnya pada konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia secara virtual beberapa waktu lalu.
Dokter Erwinanto menjelaskan, pada dasarnya hipertensi dapat dicegah yakni dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih), obesitas, dan alkohol. Perbanyak juga aktivitas fisik dan hindari stres.
Selain itu hal terpenting lainnya yang perlu Anda perhatikan, yaitu mengatur konsumsi garam. Kelebihan mengonsumsi garam dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi.
"Seseorang dianjurkan menggunakan garam sekitar 5 sampai 6 gram perharinya," katanya.