Seperti dijelaskan sebelumnya, dr Rochsismandoko menyebutkan kalau masih banyak masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemahaman yang keliru bahwa benjolan tiroid harus dioperasi dan kemudian diikuti oleh konsumsi obat seumur hidup.
Padahal, sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif tanpa operasi. Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation (RFA), yaitu metode pengecilan ukuran benjolan sampai menghilangkan benjolan (nodul) tiroid.
Cara Kerja Tindakan RFA
Cara kerja tindakan ini melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid. Kemudian generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.
"Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal, sehingga pasien merasa aman dan nyaman selama menjalani prosedur," ucapnya.
Dokter Rochsismandoko mengatakan pada umumnya prosedur ini memakan waktu 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi.
"Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, baik saat dilakukan prosedur maupun sesudahnya. Setelah menjalani prosedur RFA, dokter akan melakukan observasi selama 10 hingga 12 jam," ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Pitono menyebut prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan, namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.
So, itu dia penjelasan mengenai penyakit tiroid, mulai dari definisi, gejala, hingga cara penanganan yang ternyata kini sudah semakin canggih dan pastinya menguntungkan pasien. Semoga informasi ini bermanfaat.