JAKARTA, iNews.id - Stunting atau anak dengan kekurangan nutrisi adalah masalah kompleks. Di mana pemerintah berambisi menurunkan prevalensi stunting ke angka 19 persen pada 2024.
Untuk itu, dibutuhkan kerja sama multisektoral antara pemerintah, swasta, hingga individu dalam upaya ini. Danone Indonesia adalah salah satu perusahaan yang berupaya berkontribusi pada pencegahan stunting melalui pendekatan kolaborasi multipihak.
Danone Indonesia melalui PT Tirta Investama sebagai anggota SUN Business Network berbagi pengalamannya dalam inisiatif Bersama Cegah Stunting di depan pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, mitra pembangunan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta akademia pada acara tahunan Bappenas, SUN Annual Meeting dengan tema Berkerja Bersama Turunkan Stunting.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memaparkan, siklus perkembangan manusia dimulai dari fase pra-kehamilan dan usia dini. "Jika ingin mengentaskan stunting, kita harus berantas dari akar permasalahannya. Mari bersama bergerak melawan stunting misalnya dengan membuat program sarapan bersama untuk anak, atau menghidupkan kembali pembagian susu, telur, bubur kacang hijau di sekolah," ujar Menko PMK dalam pers rilisnya yang dilansir Minggu (22/12/2019).
Government and External Scientific Affairs Lead, Danone Indonesia dr Sarah Angelique mengatakan, untuk menggali inovasi dan praktik penurunan angka stunting, Bappenas memilih beberapa contoh terbaik perwujudan responsible business (bisnis yang bertanggungjawab), salah satunya adalah program Bersama Cegah Stunting oleh Danone Indonesia. Program ini menggabungkan inisiatif unggulan Danone di Indonesia yang sudah ada sebelumnya dan merupakan intervensi spesifik dan sensitif untuk diimplementasi secara bersamaan serta terintegrasi di satu daerah yang sama.
"Pencegahan stunting yang terintegrasi dan berkelanjutan inilah menjadi poin penting dari Bersama Cegah Stunting. Kami bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal, tim dokter spesialis anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, akademisi, hingga komunitas," ujar Sarah.