Fakta Pria Lebih Sering Kentut Dibandingkan Perempuan, Sehari 25 Kali

Putra Ramadhani Astyawan
Fakta unik frekuensi kentut antara pria dan perempuan berbeda, yakni pria lebih sering mengeluarkan gas hingga 25 kali sehari. (Foto: Instagram @joetatochips) 

BOGOR, iNews.id - Bicara buang angin alias kentut (flatulensi) bagi sebagian orang menjadi hal memalukan. Apalagi kentut tidak disengaja di kerumunan banyak orang dianggap tidak sopan sehingga banyak yang berusaha menahannya. 

Padahal, buang gas merupakan salah satu anugerah Tuhan dan menyimpan fakta ilmiah bagi kesehatan. 

Dosen IPB University dari Departemen Biokimia Dr Syaefudin, menjelaskan fenomena flatulensi atau kentut merupakan hasil samping dari siklus metabolisme dalam tubuh. Di mana glukosa berubah menjadi asam piruvat mengubah makanan menjadi energi serta berjalan secara simultan. 

Fakta unik frekuensi kentut antara pria dan perempuan berbeda. Di mana pria lebih sering mengeluarkan kentut hingga 25 kali dalam sehari. Adapun sumber gas kentut tersebut berasal dari eksogen yakni udara dan minuman atau endogen dari fermentasi makanan. 

Fakta unik lainnya adalah hanya 20 persen gas yang dikeluarkan via anus, sisanya melalui sendawa. Jumlah mikroba dalam tubuh manusia mencapai 14 miliar dan dapat menghasilkan 13 liter gas hidrogen dalam sehari. 

Namun gas tersebut sebagian diserap mikroba, tidak dikeluarkan seluruhnya lewat anus. Gas hidrogen akan direaksikan dengan senyawa bersulfur sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida yang berbau khas telur busuk. Ada pula mikroba yang dapat menghasilkan gas metana yang berbau kurang sedap. 

"Perubahan molekul hidrogen menjadi metana ataupun hidrogen sulfide berbau busuk itu sebenarnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Kita tahu bahwa dua kilogram atau 14 miliar sel mikroba dalam tubuh bisa mengkonversi 40 gram karbohidrat menjadi 13 liter hidrogen. Bayangkan bila kita dipaksa untuk mengeluarkan gas sebanyak itu dalam satu waktu melalui lubang yang sama, pasti menderita, mengingat hidrogen sendiri bersifat flammable (mudah terbakar)," kata Dr Syaefudin, dalam keterangannya mengangkat topik "Biokimia Flatulensi (Kentut): Mengungkap Fakta yang Tetap Jadi Rahasia".  

Dia memaparkan fakta lain bau gas kentut dapat ditentukan berdasarkan jenis makanan, terutama yang mengandung banyak protein.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Internasional
5 tahun lalu

Viral Pendeta Ngaku Bisa Sembuhkan Orang Sakit dengan Kentut di Wajah Jemaat

Internasional
7 tahun lalu

Mantan Atasan Sering 'Kentut', Pria Australia Gugat Perusahaan Rp18 M

Health
8 tahun lalu

Waspada, Suka Menahan Kentut Bisa Sebabkan Gangguan Pencernaan

Megapolitan
8 tahun lalu

Permohonan Ganti Nama Dikabulkan PN Tangerang, Kentut Sujud Syukur

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal