Hasil studi selama 24 minggu menunjukkan enavogliflozin mampu mengurangi tingkat hemoglobin terglikasi (HbA1c) sebesar 0,94 persen, dibandingkan dengan penurunan 0,77 persen oleh dapagliflozin. Manfaat lainnya termasuk penurunan kadar glukosa plasma puasa dan perbaikan resistensi insulin.
CEO Chang-jae Lee, Ceo Daewoong Pharmaceutical mengatakan, dia yakin Enavogliflozin akan mendapat pengakuan sebagai alternatif yang lebih efektif dibandingkan dapagliflozin. Presentasi ini adalah kesempatan untuk menunjukkan keunggulan enavogliflozin kepada komunitas kesehatan global.
"Enavogliflozin dapat mengurangi HbA1c secara signifikan pada dosis rendah 0,3mg, mencapai tingkat pencapaian glukosa darah target (HbA1c < 7 persen) sekitar 70 persen, memperbaiki faktor risiko kardiovaskular, dan didukung oleh data klinis yang luas pada pasien," kata dia.
Pada 2023, sebelumnya perusahaan farmasi Korea Selatan ini mengajukan aplikasi obat baru (NDA) untuk enavogliflozin di Indonesia. Sebagai obat ke-36 yang dikembangkan secara domestik di Korea Selatan, enavogliflozin diproyeksikan akan menjadi pengobatan diabetes terdepan berkat hasilnya.
Menurutnya, enavogliflozin, yang diberikan hanya pada dosis 0,3mg yang merupakan 1/30 dari dosis inhibitor SGLT2 yang ada, telah terbukti sama efektifnya atau bahkan lebih dalam mengurangi hemoglobin terglikasi (HbA1c) dan kadar glukosa darah puasa dibandingkan dengan obat-obatan yang ada di pasar saat ini. "Hasil ini didukung oleh uji klinis fase 3 yang melibatkan pasien dengan diabetes tipe 2," katanya.