JAKARTA, iNews.id - Indonesia menempati predikat buruk dalam ketahanan Covid-19 periode Juli 2021. Hal tersebut berdasarkan ranking yang dirilis oleh Bloomberg beberapa hari lalu. Dalam data tersebut Indonesia menempati posisi ke-53 dengan cakupan vaksinasi hanya sebesar 11,9 persen saja.
Menanggapi hal tersebut, influencer kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i mengungkapkan dalam menentukan suatu ranking, harus dilihat dahulu paramater untuk mengkaji suatu skor. Di samping itu indikatornya juga perlu dilihat terlebih dahulu sebelum bisa paham interpretasinya. Berkenaan benar atau tidaknya data tersebut, dr. Fajri menyebut bahwa situasi yang sedang dihadapi Indonesia sangat wajar di tengah outbreak yang sangat besar.
“Fasilitas kesehatan Indonesia tidak mencukupi. Di DKI Jakarta saja fasilitasnya tidak mencukupi apabila terjadi outbreak besar, apalagi di luar Jawa. Karena akan ada 10-15% dari penambahan kasus tersebut membutuhkan rumah sakit, yang mana rumah sakit membutuhkan oksigen, tenaga medis, dan sistem lainnya yang terbatas,” kata dr. Fajri, saat dihubungi iNews.id, Jumat (30/7/2021).
Lebih jauh dr. Fajri mengatakan bahkan negara lainnya pun yang lebih maju dari Indonesia, tidak akan sanggup bila terjadi outbreak yang sangat besar. Sebut saja China yang pada awalnya terkena Outbreak pada 2020, diikuti dengan Amerika yang terjadi outbreak besar, ditambah lagi dengan kerusuhan.
“Kedua negara tersebut juga tidak mampu. Artinya kita jalani saja apa yang bisa kita jalani, dan vaksinasi juga tidak mudah. Yang harus kita lakukan adalah memutus bersama Covid-19. Semua negara masih belajar dan semua negara pun belum ada yang berhasil. Amerika pun akhirnya pakai masker lagi,” tuturnya.