JAKARTA, iNews.id – Jangan anggap sepele ketika anak memiliki kebiasaan pilih-pilih makanan atau picky eater saat memasuki masa prasekolah. Jika masalah ini terus berlanjut, anak akan mengalami gagal pertumbuhan atau stunting.
Picky eater bisa menjadi gejala yang merugikan kesehatan anak apabila tidak segera diatasi. Hal ini bisa membuat anak kekurangan asupan gizi yang selanjutnya menyebabkan anak mengalami gizi buruk.
Anak stunting akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6 persen di atas batasan yang ditetapkan WHO (20 persen) dan menduduki peringkat kelima dengan anak gizi buruk di dunia.
Menurut Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, picky eater merupakan gangguan perilaku makan pada anak yang berhubungan dengan perkembangan psikologis tumbuh kembangnya. Hal ini ditandai dengan keengganan anak mencoba jenis makanan baru (neofobia), pembatasan terhadap jenis makanan tertentu, terutama sayur dan buah, serta secara ekstrem tidak tertarik terhadap makanan dengan berbagai cara yang dilakukan.
"Anak yang suka pilih-pilih makanan atau hanya mau makanan tertentu sering disebut picky eater. Sebagian besar ibu mungkin anaknya pernah mengalami. Anak biasanya hanya mau konsumsi makanan tertentu, sering tutup mulut menolak makanan yang diberikan, bahkan sampai nangis terus-menerus," ujar Prof. Rini melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (17/10/2018).