Menurut Prof Chaidir, beberapa gejala yang mengindikasi adanya kemungkinan penyakit urologi seperti adanya darah dalam urin, sakit saat buang air kecil, perubahan pola buang air kecil, inkontinensia (kesulitan menahan kencing atau bocor), nyeri di perut bagian bawah, ISK terlalu sering, atau pada pria bisa juga terjadi perubahan massa pada
testis dan disfungsi ereksi.
"Jika mengalami hal-hal tersebut, ada patutnya kita curiga dan menemui dokter ahli. Memang, salah satu hambatan atau kendalanya adalah masyarakat cenderung abai, dan enggan periksa karena takut didiagnosa penyakit tertentu," katanya.
Padahal, lanjut Prof Chaidir, itu pemikiran salah, sebab jika ditemukan sejak awal, tentu bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jika diperlukan tindakan tertentu, pasien juga kini memiliki banyak pilihan teknologi inovatif, salah satunya yang sedang diuji coba di Indonesia yaitu telerobotic surgery.
"Sekarang di Indonesia sedang dikembangkan inovasi bedah robotic telesurgery. Ini merupakan salah satu use case inovatif pemanfaatan internet 5G. Dokter bedah bisa melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time, termasuk untuk kasus-kasus urologi," kata dia.
Menurutnya, pengembangan telerobotic surgery di Indonesia bekerja sama dengan Iran untuk menjalankan pilot project di tiga rumah sakit, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Haji Adam Malik (Medan).