“Kemudian anak-anak juga suka pegang sana, pegang sini, dan mereka juga cenderung lebih sulit untuk diajak cuci tangan dengan benar,” ujarnya.
Faktor lain di antaranya sulit untuk tidak berdekatan dengan anak-anak lain, serta tak jarang ada yang mengalami gangguan makan atau sulit makan.
“Jadi bagaimana caranya? Selama ada pandemi ini, jangan ajak anak ke pasar, supermarket, mal, dan tempat rekreasi. Itu jangan, lebih baik jangan,” kata dr Soedjatmiko.
Dia juga menyarankan tidak membuka dulu sekolah-sekolah sebelum angka penularan dan kematian turun secara terus-menerus selama dua minggu. Selain itu, sarana, guru, dan orangtua juga harus siap untuk melaksanakan segala protokol kesehatan.
Protokol kesehatan itu meliputi disinfektan sekolah secara berkala, melakukan rapid tes bagi guru dan staf di sekolah, peraturan wajib mengenakan masker, sarana mencuci tangan, jaga jarak antar meja tiap murid dan guru, dan sebagainya.
“Siapkah para gurunya, sekolahnya? Kalau belum siap sebaiknya jangan dibuka dulu. Tak cuma guru dan sekolah, orangtua juga harus siap memberi contoh dalam pencegahan ini seperti menggunakan masker, cuci tangan yang benar itu seperti apa, menjaga jarak, lalu pulang sekolah juga mencuci masker, mencuci tangan, semuanya harus siap,” tuturnya.