Dokter Yuli juga mengapresiasi Rumah Sakit Primaya Hospital, Kota Bekasi untuk berinovasi dalam mendukung sustainability lingkungan, yaitu menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). "Rumah sakit harus berpartisipasi dan memiliki inovasi baru yang harus ditularkan. Apalagi di Jakarta polusi sangat tinggi. Ini mengganggu," katanya.
"Saya apresiasi Primaya, ada energi surya dimanfaatkan di rumah sakit. Ini bisa menjadi perubahan bagi rumah sakit di Indonesia untuk penggunaan listrik," katanya.
Dokter Yuli menambahkan, dengan pengoperasian PLTS ini dapat membuat rumah sakit terus berkomitmen pada pengembangan teknologi ramah lingkungan dan menjadi pelopor dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan di sektor kesehatan.
Sementara itu, Leona A. Karnali, CEO Primaya Hospital Group mengatakan panel surya ini akan memenuhi lebih dari 20 persen dari kebutuhan listrik di Primaya Hospital Bekasi Timur. Selain itu, untuk mendukung strategi penghematan energi, rumah sakit juga menggunakan teknologi sensor pintar untuk mengoperasikan lampu penerangan, untuk menunjang penggunaan listrik yang lebih efisien.
"Semoga dengan adanya gerakan ini, semakin nyata program sustainable di Primaya Hospital Grup dan di dunia pe-rumah sakitan," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, panel surya ini juga dapat menghasilkan energi bersih sebanyak 524 ribu kWh setiap tahun atau setara dengan penekanan emisi karbon sebesar 469 ribu kilogram per tahun. Energi bersih sebanyak 524 ribu kWh setara dengan penggunaan listrik tahunan lebih dari 250 rumah atau perjalanan menggunakan mobil listrik lebih dari 2500 mil.