Terjadinya anemia pada remaja tersebut disebabkan oleh masalah gizi mikronutrien, di mana remaja kekurangan asupan gizi yang cukup terutama zat besi. Tentunya, anemia sangat berdampak bagi remaja. Umumnya, remaja yang anemia mengalami penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, dan produktivitas sehari-hari. Untuk mencegahnya, remaja diimbau rajin mengonsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah (TTD).
Kurus dan Kurang Berenergi
Kurus dan kurang berenergi atau Kurang Energi Kronis (KEK) juga merupakan salah satu masalah remaja di Indonesia. Sama halnya dengan anemia, penyebab remaja kurus dan kurang berenergi yakni masalah gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial, misalnya penampilan. Kondisi remaja seperti ini ternyata dapat berdampak buruk mengalami penyakit infeksi dan gangguan hormonal.
Cara mencegahnya, yakni menerapkan pola makan gizi seimbang pada remaja. Kementerian Kesehatan sendiri telah memperkenalkan “Piring Makanku” yang berisi asupan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral seimbang. Karbohidrat bisa didapatkan dari kentang dan umbi-umbian, kemudian protein dari daging merah dan ikan, serta vitamin yang didapatkan dari buah-buahan dan sayuran.
Nah, ini dia masalah yang sangat terlihat sekarang ini. Obesitas menjadi momok menakutkan karena dampaknya yang tak main-main bagi kesehatan. Mulai dari diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit tak menular lainnya. Penyebabnya bisa banyak hal, seperti kurangnya aktivitas fisik, sering konsumsi makanan olahan, jarang makan sayur dan buah, dan melewatkan sarapan.
Bagaimana mencegahnya? Caranya, menentang penyebabnya dengan rutin berolahraga dan beraktivitas fisik, hindari konsumsi makanan olahan atau junk food, rajin makan sayur dan buah, serta sarapan setiap pagi.
Selamat mencoba!