"Sejak 1980-an, kita telah menjalankan Gerakan 3M Plus secara berkelanjutan, dilanjutkan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan baru-baru ini, kami memperkenalkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia sebagai bagian tambahan dari program yang ada," kata dokter Imran.
Meskipun semua upaya ini telah dilakukan, lanjut dr Imran, kasus demam berdarah di Indonesia masih menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dia yakin pendekatan inovatif lainnya diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Karena itulah, Kementerian Kesehatan terus menguatkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, dan berkomitmen menerapkan pendekatan-pendekatan inovatif, termasuk melalui vaksinasi.
Sementara itu, Prof Rismala Dewi, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta menuturkan, dia menyadari pentingnya pencegahan DBD yang terintegrasi dan komprehensif. Oleh karena itu, organisasi profesi, termasuk salah satunya adalah IDAI, merekomendasikan imunisasi DBD kepada anak-anak usia 6- 18 tahun.
"Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue, tetapi juga untuk secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini," kata Prof Rismala.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, mengungkapkan kerja sama ini merupakan yang pertama di Indonesia. Dia berharap acara ini dapat menjadi wadah untuk peningkatan kapasitas yang berkelanjutan bagi para profesional kesehatan di Indonesia dalam penanganan DBD, serta memberikan informasi tepercaya seputar DBD kepada masyarakat.
"Kami berkomitmen untuk memerangi DBD melalui pendekatan yang menyeluruh yang melengkapi upaya pemerintah untuk mencapai tujuan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030. Sejalan dengan komitmen tersebut, kami berupaya menciptakan akses terhadap vaksin inovatif kami, bagi masyarakat luas melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan serta institusi terkait," katanya.
Dia menjelaskan, tujuan kemitraan publik-swasta ini untuk meningkatkan kekuatan dan sumber daya guna mencegah dan mengendalikan DBD secara efektif. Dia juga membantu membuka jalan menuju program imunisasi nasional di masa yang akan datang. "Selain itu, kami mendukung edukasi pada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam hal pencegahan, deteksi, dan penanganan DBD. Salah satunya adalah melalui Indonesia Dengue Summit ini," katanya.