Sementara itu, penyintas Kanker Ovarium, Shahnaz Haque mengatakan, dia terdiagnosa kanker ovarium pada 1998 ketika usia 26 tahun. Kanker ovarium yang dimilikinya dapat ditangani dengan baik, salah satunya karena terdeteksi sejak dini.
Memerhatikan dan melakukan pengecekan terhadap 10 hal dalam Kampanye 10 Jari merupakan upaya penting agar perempuan Indonesia bebas dari ancaman kematian akibat kanker ovarium.
"Saya mengajak perempuan Indonesia untuk membekali diri dengan informasi dari sumber yang tepercaya, salah satunya dari informasi dalam Kampanye 10 Jari," kata Shahnaz.
Di tahun 2020, diagnosa penyakit kanker turun sekitar 40% dan kemungkinan lebih buruk lagi dengan berlanjutnya situasi pandemi saat ini.
Direktur AstraZeneca Indonesia, Rizman Abudaeri mengatakan, selama pandemi, ketakutan akan risiko terjangkit Covid-19 ketika mengunjungi rumah sakit atau klinik telah menghalangi pasien untuk mendapatkan perawatan kesehatan, menyampaikan gejala penyakit yang dirasakan atau datang untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Banyak pasien yang terdiagnosa dengan kanker bahkan tidak meneruskan pengobatan mereka. Diagnosa sedini mungkin dan pengobatan yang tepat merupakan faktor penting untuk menentukan keberhasilan pengobatan kanker.
"Kami bangga dapat bekerjasama dengan CISC dan HOGI dalam upaya untuk membantu para pasien mendapatkan diagnosa sedini mungkin dan mendapatkan pertolongan medis dengan mengunjungi dokter tanpa hambatan. Kami berkomitmen untuk memberikan akses terhadap obat-obatan inovatif untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien termasuk perawatan kanker ovarian di Indonesia," ujar Rizman.