Beberapa pria menjadi super sensitif dan terlalu khawatir dengan kondisi sang istri serta anaknya. Respons ini mungkin bisa tergolong cukup baik karena pada akhirnya suami menjadi lebih perhatian terhadap istri dan sang anak, selama tidak berlebihan.
Respons tidak peduli juga mungkin ditunjukkan oleh pria yang mengalami kondisi ini. Menurut Ajeng, ada suami yang menjadi pasif dan tidak peduli dengan istri yang sibuk merawat bayi mereka.
Ajeng mengatakan, dukungan istri sangat dibutuhkan untuk membantu suami melewati trauma meski mungkin dirinya sendiri juga membutuhkan bantuan.
"Meski sulit, istri harus paham dengan kondisi suami dan sebisa mungkin memberikan dukungan," ujar Ajeng.
Penanganan terbaik untuk mengatasi trauma pascamelahirkan bagi suami dengan berkonsultasi pada seorang profesional, psikiater atau psikolog. Menurut Ajeng, pendekatan terapi yang dilakukan adalah Trauma Focus Cognitive Behavioral Therapy (TFCBT).
"Terapi difokuskan pada traumanya. Memang akan tidak nyaman karena pasien dipaksa mengingat kembali kejadian. Tapi, ini membantu mereka untuk bisa lebih menerima kondisi dengan realistis, menghadapi dan bukan menghindar, yang pada akhirnya bisa melepaskan itu semua," kata Ajeng.