Ketahui Pentingnya Imunisasi pada Anak sejak Usia 9 Bulan di Masa Pandemi Covid-19 

Vien Dimyati
Pentingnya imunisasi untuk anak di masa pandemi Covid-19 (Foto: Healthy children)

Perlu diketahui, Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di pertengahan Mei 2022 lalu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi Covid-19, dengan jumlah terbanyak di Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta.

Padahal, pemberian imunisasi dasar seperti hepatitis b, bcg, polio, pertusis, difteri, campak, tetanus, dan rubela terbukti dapat melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya tersebut. 

Dukungan seluruh pihak, termasuk mitra swasta, sangat diharapkan untuk menyukseskan pelaksanaan program BIAN ini. Untuk itu, Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) dan didukung oleh Vaccines di Sanofi Indonesia sebagai perusahaan perawatan kesehatan global yang inovatif, mengadakan edukasi dan sosialisasi mengenai BIAN ke publik melalui briefing edukatif dengan tema “Ayo Sukseskan Bulan Imunisasi Anak Indonesia (BIAN) 2022.

Maxi Rein Rondonuwu, DHSM selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan, Pemerintah telah menyusun tiga strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak. Tujuannya memberikan perlindungan dari PD3I, yaitu menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak dari sebelumnya 11 antigen menjadi 14 antigen, digitalisasi data imunisasi, dan imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi.

"Kita berharap cakupan imunisasi dapat diperluas. Pemerintah juga mengapresiasi semua pihak, termasuk mitra swasta seperti Sanofi Indonesia yang telah turut menyosialisasikan BIAN dan manfaatnya bagi kesehatan anak-anak," kata dia.

Prima Yosephine,  Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes mengatakan, berdasarkan Buletin data Imunisasi per 9 Mei 2022, menunjukkan gap yang semakin besar antara target Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) dengan Cakupan IDL pada bulan Januari-Desember 2021, yaitu sebesar 9,8 persen.

"Ini artinya jumlah cakupan lebih sedikit dari target imunisasi nasional. Ini menjadi hal yang perlu diwaspadai. Di awal 2022 kasus campak dan rubella yang dikonfirmasi laboratorium meningkat lebih 15 kali lipat dibandingkan keadaan pada periode yang sama di tahun 2021 yang lalu," kata Prima.

Demikian juga kasus suspek difteri pada minggu ke 1 sampai minggu ke 18 tahun 2022 meningkat 60 persen dibanding periode yang sama di tahun 2021. Oleh karena itu, lanjutnya, pelaksanaan BIAN harus berhasil mencapai target 95 persen untuk imunisasi tambahan campak dan rubella dan target 80 persen untuk imunisasi kejar OPV, IPV dan DPT-HB –Hib, agar kita dapat meningkatkan imunitas anak-anak dan menutup gap imunitas yang terjadi. 

Adapun target pemerintah dalam program BIAN 2022 adalah pertama, imunisasi tambahan campak rubela diberikan untuk anak umur 9 bulan sampai dengan kurang dari 12 tahun. Kedua, melengkapi imunisasi Polio dan DPT - HB - Hib bagi anak umur 12 sampai dengan 59 bulan. Khusus Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau sampai kurang dari 15 Tahun.

Editor : Vien Dimyati
Artikel Terkait
Buletin
1 bulan lalu

KLB Campak di Sumenep: Pemkab Gelar Imunisasi Masal, 17 Anak Meninggal Dunia  

Health
1 bulan lalu

Penyebab Campak Bisa Mematikan, Dokter: Tidak Vaksin MR

Health
1 bulan lalu

Penyebab Sumenep KLB Campak dengan 2.035 Kasus, Kemenkes Buka Suara!

Nasional
6 bulan lalu

Kata Prabowo soal Banyak Warga Tak Mau Cek Kesehatan Gratis: Mungkin Takut Hasilnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal