Salah satu perbedaan yang mencolok adalah soal harga. Seperti kita tahu, harga tes antigen lebih terjangkau yaitu maksimal Rp99 ribu - Rp109 ribu, daripada tes PCR yang batas tarif tertingginya kini Rp275 ribu - Rp300 ribu.
Selain harga, perbedaan lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat akurasi. “PCR itu identifikasinya genetik, DNA, RNA, yang memang langsung mengidentifikasi coronavirus. Berbeda dengan antigen, di mana itu yang diperiksa adalah protein,” kata Dokter Patologi Klinik yang berbasis di Bali, dr I Nyoman Gde Sudana saat ditemui di Hotel Conrad Bali, Badung, Bali, baru-baru ini.
Dia menjelaskan, tingkat akurasi tes antigen tidak sebaik PCR. “Protein ini (lewat tes antigen) bisa disamarkan oleh virus selain corona atau Covid-19. Jadi, ketika misalnya pasien itu flu lalu diperiksa antigen, itu biasanya hasilnya positif. Tetapi ketika dites PCR lagi, umumnya negatif. Hal ini karena yang diperiksa berbeda,” katanya.
Dr I Nyoman juga mengungkap bahwa tingkat akurasi PCR bisa hampir mendekati 100 persen. “Kalau tes antigen, itu positive dan negative false-nya tinggi, karena akurasinya ada yang di bawah 90 persen, ada juga mungkin yang mencapai di atas 92 persen (tergantung merk),” ujar dia.