JAKARTA, iNews.id - Penyakit campak tengah menjadi sorotan di Indonesia. Hal ini lantaran kasus campak meningkat hingga mencapai ribuan pasien.
Saat ini, beberapa daerah di Indonesia tengah menghadapi kondisi luar biasa (KLB) penyakit campak. "Saat ini sudah ada 53 KLB campak di 34 kabupaten kota di 12 provinsi data 18 Januari dari Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi di Kemenkes. Suatu penyakit yang faktor risikonya itu satu-satunya karena enggak vaksin," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Anggraini Alam, SpA(K), Kamis (19/1/2023).
Dia menjelaskan, penyakit campak bisa berbahaya, terutama pada anak yang belum divaksin. Sebab, anak yang terkena campak bisa mengalami berbagai komplikasi seperti kebutaan, gizi buruk, radang otak, bahkan kematian.
Sehubungan dengan penyakit campak, ada tiga fase yang perlu diwaspadai. Mulai dari munculnya gejala berupa demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit atau rash, yang disertai batuk, atau pilek.
Kemudian, orang yang menderita campak akan mengalami mata merah dan ruam-ruam di bagian tubuh.
Ruam tersebut menjalar, umumnya berawal dari belakang telinga, lalu merembet ke bagian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki. "Kalau memang dilihat, kulitnya muncul ruam setelah demam. Dia mempunyai tiga fase," ujar dia.