Sebenarnya stigma masalah kesehatan jiwa tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di negara-negara dengan pendapatan rendah. Salah satu penelitian di India mengungkap, orang miskin di sana kesulitan mengekspresikan emosi.
Perbedaan tersebut dilatarbelakangi latar belakang pendidikan. Mereka cenderung beranggapan bahwa masalah kesehatan disebabkan kondisi fisik.
"Itulah kenapa kesehatan jiwa harus ada di Puskesmas, supaya mereka mampu menangani itu. Jadi mereka meluruskan bukan menambah stigma," ujar Ketua PDSKJI Pusat, dr Eka Viora, Sp.KJ, di kesempatan yang sama.
Masyarakat diharapkan dapat lebih terbuka dengan masalah kesehatan jiwa. Bukan tidak mungkin, penyakit-penyakit tubuh disebabkan oleh tekanan stres berlebih ketika melakukan aktivitas.
Untuk itu, 10 Oktober ditetapkan sebagai hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Peringatan ini dilakukan agar masyarakat lebih mengenal masalah tersebut dan tidak memberi label buruk bagi penderitanya.