Selain putus sekolah, yang disebut dampak-dampak lain dari pernikahan anak adalah angka kematian ibu dan anak yang meningkat.
"Angka kematian ibu yang cukup tinggi, kehamilan yang berisiko tinggi, masalah kerusakan janin dan tumbuh kembang si bayi, ukuran pinggul anak yang terlalu kecil untuk melahirkan, berat badan bayi dilahirkan rendah, stunting juga bisa terjadi, termasuk risiko kematian ibu dan anak tadi yang cukup tinggi," tutur dia.
Di diskusi media kali ini, Yohana juga ingin mencari solusi dari akar permasalahan pernikahan anak dari berbagai sudut pandang. Di antaranya diskusi sosial, hingga pengembangan Perppu Pencegahan Perkawinan Anak bersama pemerintah.
"Anak itu punya hak untuk bersekolah. Tidak boleh ada yang tidak bersekolah. Saya mau anak-anak di negara kita menikmati hak-hak mereka," ucapnya.