JAKARTA, iNews.id - Di masa keemasan pertumbuhan, sangat penting untuk melakukan pemantauan demi memastikan sang anak terpenuhi nutrisinya. Kebutuhan nutrisi anak mulai dari gizi makronutrien dan mikronutrien, juga sangat memengaruhi pertumbuhan anak. Tak hanya fisik, tetapi juga kemampuan kognitif.
Di sisi lain, kekurangan nutrisi anak juga bisa berdampak pada kesehatan hingga pertumbuhan sang kecil. Apalagi di masa-masa keemasan tadi, yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia bayi dalam kandungan, baru lahir hingga berusia dua tahun.
Demi mencegah terganggunya pertumbuhan anak di Indonesia itu, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk menjadi buku panduan terkait gizi dan informasi mengenai kehamilan hingga kebutuhan bayi dan balita.
Telah ditetapkan sebagai alat pencatatan satu-satunya yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK Menkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004), Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kirana Pritasari, MQIH, kembali menekankan betapa pentingnya ibu hamil memiliki buku KIA.
"Kita semua tahu, buku KIA sudah digunakan cukup lama, dan saat ini cakupan kepemilikan buku KIA sudah mencapai 81,5 persen. Tapi ini belum memuaskan, karena kami mengharapkan semua ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita memiliki buku KIA," tutur Dr. Kirana saat jumpa pers di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018).