Menurut jurnal berjudul 'Neuroimmunology of stress: skin takes center stage (2006), saat tubuh mengalami stres, hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) axis diaktifkan dan ini memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol, adrenalin, dan prolaktin.
Aktifnya hormon stres ini dapat memicu peradangan kulit, imunitas kulit menurun, dan keseimbangan sebum terganggu.
Bahkan, menurut jurnal berjudul 'Stress and disorders of the skin' (2000) menerangkan bahwa aktifnya hormon kortisol gegara stres dapat memecah kolagen dan elastin, sehingga tampilan wajah bisa terlihat lebih tua.
"Stres kronis juga dapat mempercepat pembentukan garis halus dan kerutan," ungkap jurnal tersebut, dikutip Minggu (3/8/2025).
Menjadi catatan di sini, ketika stres seseorang akan mengalami gangguan tidur, pola makan buruk, hingga lupa merawat kesehatan kulit dan ini dapat memicu perburukan kondisi jerawat atau masalah kulit.