“Sampai pakai sepatu atau apron untuk petugas pemeriksaan jenazah pun dilatih. Alhamdulilah teman-teman di RS Soekamto yang mengurus pasien Covid sehat-sehat,” katanya.
Hastry mengatakan, penanganan pasien Covid-19 di UGD berbeda antara pasien positif ringan dan sedang, serta tanpa gejala (OTG). Setelah dipisahkan, para pasien itu dipantau kegiatannya khawatir terjadi perubahan mengalami gejala.
“Di rumah sakit itu termonitor dari aktivitas dan kegiatan dia. Minum vitamin, tidur cukup, dan olahraga. Kalau ada comorbid tidak tertangani dengan baik, segera kami rujuk ke rumah sakit yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap,” kata Hastry.
Perawat RS Pusat Pertamina Jakarta Triandi Mirsal AMK mengatakan, awal-awal dirinya sempat cemas dan takut karena khawatir tertular Covid-19. Namun, berkat dukungan dari keluarga, masyarakat, dan rumah sakit tempatnya bertugas, dirinya tetap menjalankan tugas tersebut dengan nyaman.
“Kami gunakan APD lengkap dan menjaga protokol kesehatan supaya terhindar dari virus corona,” ujar Triandi Mirsal.
Triandi menceritakan dirinya bertugas di IGD RS Pertamina yang berdampingan dengan ruang ICU yang mengurusi bukan hanya orang tanpa gejala (OTG), tapi pasien kritis. Ada satu pasien yang terserang Covid-19 dan sesak berat dan ditangani medis dengan alat bantu kesehatan. Akhirnya, pasien ini sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga.
“Covid-19 bukan hanya penyakit fisik, tapi juga masalah psikologis,” ucap Triandi yang bolak-balik Pamulang-kawasan Blok M dari rumah ke rumah sakit tempat dia bekerja.