Dr Egi menjelaskan, prosedur Rezum menjadi pilihan alternatif bagi para pasien yang telah rutin mengonsumsi obat BPH, namun tidak mengalami perbaikan yang signifikan. Bahkan prosedur ini juga lebih disarankan untuk menghindari efek samping dari terapi obat BPH.
“Tindakan Rezum dapat dijadikan sebagai pilihan untuk pasien yang sudah mengonsumsi obat untuk BPH dan tidak mengalami perbaikan, ingin menghindari efek samping dari terapi obat BPH, ingin mempertahankan fungsi seksual terutama ejakulasi dan pasien BPH yang tidak dapat menjalani tindakan pembedahan konvensional dengan teknik anestesi yang lebih dalam,” katanya.
Pada Tindakan Rezum, pasien akan diberikan anestesi dalam dosis yang lebih ringan bila dibandingkan dengan tindakan konvensional. Kemudian tindakan dimulai dengan endoskopi ke dalam saluran kemih, kandung kemih dan prostat.
Setelah itu, alat Rezum akan mengalirkan energi dalam bentuk uap air yang terukur kekuatan dan dosisnya ke dalam jaringan prostat. Prosedur ini akan membuat jaringan prostat terbuka menjadi mengecil secara alami dan membuka sumbatan saluran kemih, seiring berjalannya waktu.
Pasien akan mulai merasakan hasilnya dua minggu hingga tiga bulan setelah Tindakan Rezum. Menurut dr Egi pembedahan untuk pengobatan pembesaran prostat jinak dapat menggunakan Transurethral Resection of The Prostate (TURP) dengan aliran energi listrik atau laser prostat.