Sebagaimana diketahui, stunting pada anak berkaitan dengan berat badan (BB) yang tidak sesuai dengan usianya.
"Akhirnya, lama-lama anaknya stunting. (Stunting) itu berkaitan dengan BB, nah anak jadi enggak mau makanan lain hanya mau minum SKM dan jajanan lain jadi turun. Ujungnya jadi serat-serat (turun), lama-lama jadi stunting," ujar dia.
Terkait hal ini, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, SKM sudah sering disosialisasikan oleh BPOM sebagai topping alias pelengkap sajian (bukan susu). Dia juga menegaskan bahwa susu kental manis bukanlah pengganti air susu ibu (ASI).
"Jadi sebenarnya sudah ada beberapa kali sosialisasi dari BPOM juga bersama Kemenkes Dit Gizi, kalau SKM bukan suatu bentuk minuman tetapi pelengkap sajian. Juga SKM tidak dapat meggantikan ASI dan tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 "Kadar gula yang cukup tinggi juga harus menjadi perhatian karena sesuai Permenkes, maksimum 50 gram ya," katanya.