“Pada 2021, prevalensi stunting di wilayah kami mencapai angka 32,5 persen. Angka ini turun menjadi 23,7 persen pada 2023,” ujar Zahra.
Selain memberikan makanan bergizi kaya protein, salah satu strategi yang dilakukan adalah meluncurkan program yagame atau Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Melalui program itu, sejumlah tokoh berpengaruh diajak untuk menjadi Bapak Asuh. Mereka bertugas mengintervensi keluarga, khususnya yang berisiko melahirkan anak stunting, di wilayah Kabupaten Pulau Taliabu untuk mendapatkan bahan makanan yang bergizi, sanitasi, dan perumahan layak huni.
“Kami menggencarkan edukasi pencegahan pernikahan dini di kalangan remaja. Ada edukasi pada remaja putri yang belum memiliki kematangan psikologis serta pengetahuan memadai mengenai kehamilan dan pola asuh anak. Hal inilah yang memicu angka kasus stunting," kata Zahra.