“ILUNI FKUI selalu berusaha memberikan manfaat dan kontribusi untuk masyarakat dalam setiap kegiatan yang kami lakukan, seperti tahun sebelumnya saat kami menyelenggarakan khitanan massal untuk anak yatim dan dhuafa se-Jabodetabek,” ujar Ratna.
Kegiatan ini juga mengajak komunitas lari Jakarta untuk ikut serta mensosialisasikan edukasi mengenai pencegahan risiko kematian dalam berlari.
Sekjen Jakarta Berlari Muhammad Nur Kamaluddin mengatakan, setidaknya setahun terakhir sejak 2018 tercatat tiga korban jiwa meninggal di acara yang berbeda, dan di awal Agustus 2019, ada dua korban jiwa meninggal dalam ajang lari yang sama.
Padahal kegiatan ajang lari meningkat 33 persen dari 288 kegiatan di tahun 2017, hingga 341 pada 2018. Dia mencatat hingga pertengahan tahun ini saja sudah terdapat 253 kegiatan.
“Risiko kematian mendadak dalam ajang lari perlu diantisipasi, jangan sampai korban makin meningkat dalam acara yang justru seharusnya menjadi kegiatan yang menyehatkan. KedokteRAN2019 ini patut diapresiasi dengan baik, karena bukan ajang lari biasa tapi edukasi tentang bagaimana kita bisa mengenali kondisi tubuh kita dan menangani risiko kesehatan saat berlari. Acara ini beda dan unik,” tutur Kamal.