Keempat, pria akan lebih sering mengalami sakit kepala tiga sampai empat kali. Sedangkan perempuan yang mengalami sakit kepala bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Dokter Arifin menjelaskan, penyebab terjadinya sakit kepala bervariasi, yaitu genetik dan pemicu. Jika dari genetik atau dialami orang tua, maka 50-76 persen anak juga akan mengalami sakit kepala.
"Untuk mengetahui kelainan pada otak yang dikarenakan genetik bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan," kata dia.
Sedangkan dari faktor pemicu, dibagi menjadi dua yaitu, pemicu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan seperti cuaca dan fluktuasi hormonal (menstruasi dan perimenopause).
Tips Atasi Sakit Kepala
Tidak hanya mengetahui penyebab sakit kepala. Anda juga harus mengetahui tips untuk mencegah sakit kepala.
Dokter Arifin mengatakan, ada beberapa tips untuk mencegah sakit kepala. Anda bisa membuat catatan harian untuk mempelajari pemicu, obati segera setelah merasa ada serangan, pertimbangkan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan, dan patuhi jadwal tidur.
Dia juga memberikan peringatan kepada masyarakat yang sering mengalami sakit kepala berulang untuk tidak menganggap sepele penyakit ini.
"Tiga tanda yang harus diwaspadai adalah sakit kepala disertai dengan aura karena dapat berisiko stroke, sakit kepala yang sering atau berulang jenis apa pun, serta sakit kepala yang intens" kata dr Arifin.
Ketiga tanda ini lanjutnya, menjadi warning di mana penderita harus segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Pemeriksaan awal yang biasa dilakukan pada penderita sakit kepala adalah pemeriksaan MRI.
"Jika terjadi kondisi yang lebih parah, segera ke UGD terdekat. Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi," ujar dr Arifin.