JAKARTA, iNews.id - Keutamaan bulan Dzulhijjah patut diketahui setiap Muslim. Dzulhijjah adalah bulan ke 12 menjadi salah satu dari 4 bulan haram dalam kalender Hijriyah.
Oleh karena itu, bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang istimewa. Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal shaleh.
Kaum muslim bahkan tak diperkenankan untuk berperang saat Dzulhijjah, kecuali untuk membela diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits pernah menyatakan betapa istimewanya bulan tersebut Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut adalah keutamaan bulan Dzulhijjah yang dirangkum iNews.id, Selasa (20/6/2023).
Bulan Dzulhijjah adalah bulan dilaksanakannya ibadah haji. Pada bulan ini, Allah mengundang hambanya untuk datang ke Baitullah untuk melaksanakan rukun islam kelima.
Perintah mengerjakan haji termaktub dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلهِ
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah," (QS al-Baqarah: 196).
Dalam surah Ali Imran, Allah juga menjanjikan orang yang mengerjakan haji akan mendapatkan banyak hikmah dan manfaat. Allah SWT berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari alam semesta.” (Ali Imran: 97).
Pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk banyak melakukan ibadah dan amal saleh.
Anjuran-anjuran itu diantaranya berpuasa Tarwiyah dan Arafah. Selain itu, dianjurkan juga untuk memperbanyak dzikir, melaksanakan haji, berkurban dan shalat Idul Adha.
Hal ini seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).
10 hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah waktu yang dicintai Allah. Hal itu sebagaimana tertera dalam Surat Al-Fajr ayat 1 hingga 2:
وَالۡفَجۡرِۙ وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ
Artinya: Demi Fajar dan malam yang sepuluh (Al-Fajr : 1-2)
Menukil dari laman Zakat, Ibnu Katsir menerangkan bahwa malam ke sepuluh yang dimaksud dalam ayat di atas artinya 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah.
Keutamaan lain dari bulan Dzulhijjah adalah Allah memuliakan bulan suci ini dengan mengharamkan berperang. Dzulhijjah menjadi salah satu bulan yang diharamkan dari 3 bulan lainnya, yaitu Muharram, Rajab, Dzulqa'dah.
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah:36)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat tentang bulan haram. Antara lain disebutkan bahwa menjalankan ibadah di bulan-bulan haram, termasuk Dzulhijjah akan dilipatkan pahalanya. Namun jika berbuat dosa, maka dilipatkan pula ganjarannya.
في كلهن، ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حراما، وعظم حرماتهن، وجعل الذنب فيهن أعظم، والعمل الصالح والأجر أعظم.
"(Janganlah kalian menganiaya diri kalian) dalam seluruh bulan. Kemudian Allah mengkhususkan empat bulan sebagai bulan-bulan haram dan Allah pun mengagungkan kemuliaannya. Allah juga menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar. Demikian pula, Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan di dalamnya lebih besar pula" (Tafsir Ibnu Katsir: 3/26).