JAKARTA, iNews.id - Malam nisfu syaban yang penuh keutamaan sudah selayaknya disambut umat Islam dengan melakukan sejumlah amalan saleh. Malam tersebut dinilai istimewa setelah Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan.
Karena istimewanya malam Nisfu Syaban, sejumlah ulama pun merekomendasikan umat Islam untuk menghidupkan malam tersebut dengan mengerjakan amalan-amalan saleh, seperti membaca Surat Yasin, shalat sunnah mutlak atau shalat tasbih maupun sholat taubat, berdzikir, membaca doa, dan puasa nisfu Syaban pada keesokan harinya.
Salah satunya ulama salaf al hafidz Ibnu Asakir. Dalam Kitab Qimat Az Zaman Indal Ulama karya Abdul Fattah Abu Ghuddah disebutkan bahwa Ibnu Asakir banyak melakukan amalan sunnah dan dzikir untuk menghidupkan malam nisfu syaban dan malam id dengan shalat dan dzikir.
Ibnu Al Jauzi juga termasuk ulama yang menganjurkan menghidupkan malam Nisfu Syaban. Dalam Kitab At tabshirah, Ibnu Al Jauzi menyebutkan " Wahai para hamba Allah, sesungguhnya malam kalian ini (malam nisfu syaban itu mulia, hebat sifatnya, Allah yaththali'u terhadap hamba-nya untuk mengampuni mereka kecuali orang yang inkar terhadap-Nya".
Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia yang disusun Kemenag, malam Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024. Artinya,
Sedangkan Nisfu Syaban atau tanggal 15 Bulan Syaban jatuh pada tanggal 25 Februari 2024. Pada hari Nisfu Syaban, Muslim disunnahkan menjalan puasa nisfu syaban.
Dalam buku Malam Nisfu Sya'ban karya Hanif Luthfi, Nisfu Syaban berasal dari dua kata yakni nisfu yang artinya setengah dan syaban artinya Bulan Syaban.
Adapun malam Nisfu Syaban artinya malam dari setengahnya Bulan Syaban. Merujuk kalender Qomariyah, malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syaban.
1. Malam Ampunan
Disebutkan dalam hadits bahwa di malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang meminta ampun, dilaporkannya amal tahunan dan pemberian rezeki.
Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388 dijelaskan:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Artinya: Dari [Ali bin Abu Thalib] ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar. “
2. Takdir Manusia Dicatat
Keistimewaan malam Nisfu Syaban selanjutnya yakni dicatatnya takdir manusia selama satu tahun.
“Di malam Nishfu Sya’ban dicatat setiap anak manusia yang lahir di tahun itu. Di malam Nishfu Sya’ban juga dicatat setiap anak manusia yang mati di tahun itu. Di malam Nishfu Sya’ban amal mereka dicatat dan di malam itu juga rezeki mereka diturunkan” (HR al-Baihaqi dalam Fadlail al-Auqat, Nadlar bin Katsir dlaif).