AICIS+ 2025 mengundang 12 pakar internasional terkemuka di berbagai bidang, termasuk Farish A. Noor (sejarah), Sulfikar Amir (teknologi), dan Fajar Hirawan (ekonomi). Secara khusus, konferensi ini juga menyoroti peran cendekiawan perempuan seperti Meiwita Budiharsana (kesehatan masyarakat) dan Eka Srimulyani (Islam dan gender).
Rektor UIII, Prof Dr Jamhari mengatakan, AICIS+ adalah wujud "reposisi intelektual" UIII yang mendorong wacana Islam untuk berdialog dengan sains dan tantangan global.
"Dalam AICIS 2025 ini, pembicaranya tidak hanya dari kalangan Muslim, tetapi juga dari berbagai agama dan latar belakang lain. Peserta dan pembicara datang dari empat benua," ungkapnya.
Jamhari menambahkan, AICIS juga menjadi wadah untuk menampilkan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia. “Saat ini sudah ada 40 Universitas Islam Negeri di seluruh Indonesia dengan program studi yang tidak hanya Islamic Studies, tetapi juga bidang sains dan teknologi, dan jumlahnya masih akan terus bertambah. Ini menunjukkan transformasi besar dalam pendidikan Islam nasional,” katanya.
Ketua Organizing Committee, Dr Chaider S Bamualim mengatakan, penambahan 'S' untuk Science dan 'S' untuk Society mewakili aspirasi UIII untuk melampaui batas akademik tradisional dan menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
Acara yang berlangsung dari 29 hingga 31 Oktober 2025 ini akan menawarkan format diskusi yang kaya, termasuk Sesi Kunci, Sesi Pleno, Sesi Paralel, Panel Jurnal Terundang, serta Forum Rektor 58 PTKIN se-Indonesia. Selain itu, pameran pendidikan, buku, kuliner halal, dan pertunjukan budaya juga akan memeriahkan konferensi.