Terkait keutamaan malam Nisfu Syaban, Ibnu Rajab menyebutkan bahwa riwayat-riwayat yang ada masih diperselisihkan. Kebanyakan ulama menilainya lemah, meskipun Ibnu Hibban menilai sebagiannya shahih dan memasukkannya ke dalam Shahih Ibnu Hibban.
Contohnya, riwayat dari Aisyah RA menyebutkan bahwa Allah SWT akan turun ke langit dunia pada malam Nisfu Syaban dan memberikan ampunan kepada manusia yang jumlahnya lebih banyak dari bulu kambing Bani Kalb.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, namun Tirmidzi menyebutkan bahwa Imam Bukhari menilainya lemah. Ibnu Rajab juga menyebutkan hadits-hadits lain yang semakna, namun memiliki kelemahan.
As-Syaukani menyebutkan bahwa riwayat Aisyah tersebut memiliki kelemahan dan sanadnya terputus. Syaikh Bin Baz juga menyatakan bahwa ada beberapa hadits lemah yang tidak bisa dijadikan pedoman tentang keutamaan malam Nisfu Syaban.
Meskipun demikian, malam Nisfu Syaban tetap dianggap sebagai momen penting untuk meningkatkan ibadah dan memohon ampunan.
Beberapa ulama juga menyebutkan malam Nisfu Syaban sebagai malam syafaat, malam dikabulkannya doa, malam pembebasan, hingga malam hadiah.
Arti Nisfu Syaban beserta dalilnya telah dikaji dari berbagai sudut pandang, menyingkap sejarah, keutamaan yang diperselisihkan, dan amalan yang lazim dilakukan. Terlepas dari perbedaan pendapat ulama mengenai kekuatan dalil dan tata cara pelaksanaannya, inti dari Nisfu Syaban adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, merenungi diri, memohon ampunan, dan mempersiapkan hati menyambut bulan Ramadhan. Semoga dengan pemahaman yang komprehensif, kita dapat memanfaatkan momen ini dengan bijak, meningkatkan kualitas ibadah, dan meraih keberkahan dari Allah SWT.