JAKARTA, iNews.id - Bagaimana cara sholat Idul Fitri sendirian? Apakah berbeda dengan sholat id yang dilakukan secara berjamaah?
Sebagaimana yang telah diketahui, sholat id adalah sholat yang dilakukan saat hari raya. Biasanya, sholat ini dikerjakan di masjid atau lapangan dalam praktiknya.
Namun karena berbagai alasan, beberapa orang tidak bisa mengerjakan sholat id secara berjamaah. Adapun hukumnya menurut mayoritas ulama, yakni pendapat madzhab Syafi’i, Hambali dan Maliki memperbolehkannya.
Hal itu pernah disebutkan oleh Imam Al Bukhari dalam Shahih Al Bukhari:
باب: إذا فاتته صلاة العيد يصلي ركعتين، وكذلك النساء ومن كان في البيوت والقرى لقول النبي صلى الله عليه وسلم: “هذا عيدنا أهل الإسلام”، وأمر أنس بن مالك مولاه ابن أبي عتبة بالزاوية فجمع أهله وبنيه وصلى كصلاة أهل المصر وتكبيرهم. وقال عكرمة: أهل السواد يجتمعون في العيد يصلون ركعتين كما يصنع الإمام. وقال عطاء: إذا فاته العيد صلى ركعتين
Artiny: “Bab: jika seseorang terlewat shalat Id, maka ia shalat dua raka’at. Demikian juga para wanita dan orang yang ada di rumah serta di pedalaman. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “ini adalah Id orang Islam”. Dan Anas bin Malik memerintahkan pembantunya (shalat dua raka’at), yaitu Ibnu Abi Utbah untuk menjadi imam, ketika berada di Zawiyah. Dan beliau mengumpulkan istrinya dan anak-anaknya, dan beliau shalat seperti shalat Id yang dikerjakan penduduk kota (yang tidak sedang safar) dan dengan cara takbir yang sama."
Perlu diketahui bahwa tata cara sholat Idul Fitri sendirian hampir sama dengan sholat secara berjamaah. Sholat id diawali dengan niat dan takbiratul ihram serta diakhiri dengan salam.
Selain itu, terdapat pula takbir tambahan yang hukumnya sunnah sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan takbir di rakaat kedua sebanyak lima kali. Hal ini mengacu pada hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang berbunyi:
أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكبر في الفطر والأضحى: في الأولى سبع تكبيرات، وفي الثانية خمساً، سوى تكبيرتي الركوع
Artinya: Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam biasanya bertakbir pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha 7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua, tidak termasuk takbir untuk rukuk. (HR. Abu Daud 1150 dan Ibnu Majah 1280).
-Niat sholat id.
-Takbiratul ihram.
-Membaca doa Iftitah.
-Takbir tambahan 7 kali.
-Membaca surat Al Fatihah
-Membaca surat pendek.
-Ruku'.
-I'tidal.
-Sujud.
-Duduk di antara dua sujud.
-Sujud.
-Berdiri kembali di rakaat kedua.
-Takbir tambahan 5 kali.
-Membaca surat Al Fatihah.
-Membaca surat pendek.
-Ruku'.
-I'tidal.
-Sujud.
-Duduk di antara dua sujud.
-Sujud.
-Tahiyyat akhir.
-Salam.
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal li'iidil fithri rok'ataini mustaqbilal qiblati adaaan lillahi ta'aala.
Artinya: Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT.
Sama seperti saat berjamaah, sholat id sendirian juga dilakukan waktu dhuha atau ketika matahari tegak lurus. Hal ini sesuai dengan hadits dari Amr bin Abasah radhiallahu’anhu yang berbunyi:
قدِم النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم المدينةَ، فقدِمْتُ المدينةَ، فدخلتُ عليه، فقلتُ: أخبِرْني عن الصلاةِ، فقال: صلِّ صلاةَ الصُّبحِ، ثم أَقصِرْ عن الصَّلاةِ حين تطلُعُ الشمسُ حتى ترتفعَ؛ فإنَّها تطلُع حين تطلُع بين قرنَي شيطانٍ، وحينئذٍ يَسجُد لها الكفَّارُ، ثم صلِّ؛ فإنَّ الصلاةَ مشهودةٌ محضورةٌ، حتى يستقلَّ الظلُّ بالرُّمح
Artinya: Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil. (HR. Muslim no. 832).