MADINAH, iNews.id – Jemaah haji di Indonesia diminta untuk memerhatikan masa kedaluarsa makanan yang diberikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Hal itu penting untuk mencegah terjadinya kasus keracunan makanan yang kerap terjadi.
Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin menjelaskan, makanan akan didistribusikan ke setiap hotel Jamaah haji sebelum waktu makan tiba.
Dia menegaskan bahwa menu makanan sangat bervariasi setiap harinya, sejak Senin sampai Minggu. Isi makanan terdiri atas nasi, sayur, lauk, buah dan air mineral.
“Batas mengonsumsi untuk makan pagi pukul 11 siang, makan siang pukul 17, dan makan malam pukul 23 WAS. Ini tertera juga dalam kemasan makanan,” katanya.
Fauzin mengatakan, makanan tersebut disajikan dalam kemasan boks yang sudah lolos uji standar higenitas.
Untuk itu, jamaah diminta tidak risau karena secara kesehatan telah dipertimbangkan baik sejak dari bahan, komposisi, proses masak, pengemasan hingga distribusi.
“Pemberian makan sebanyak tiga kali ini juga sangat membantu jamaah karena tak perlu bingung memasak atau belanja karena juga memang tidak mudah mencari makanan bercita rasa Indonesia,” katanya.
Dia juga meminta pimpinan regu, rombongan atau kloter melakukan koordinasi dengan baik dalam pendistribusian makanan ini. Harapannya, makanan terbagi dengan rata dan dikonsumsi sesuai waktunya.
“Kasus-kasus keracunan yang sebelumnya terjadi seringkali akibat jamaah nekat mengonsumsi makanan yang sudah kelewat jam. Ini sudah kita antisipasi dengan penulisan periode memakan ,” ujar Faizin, Senin (13/6/2022).
Jaah haji juga tidak perlu pusing memikirkan soal makanan selama di Madinah. Sebab selama sembilan hari tinggal di Madinah, setiap harinya jamaah dijatah makanan selama tiga kali.
Praktis, dengan layanan baru Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ini, jamaah diharapkan lebih tenang dan bisa khusyuk beribadah.
Kepala Seksi Konsumsi Daker Madinah Dewi Gustikarini mengatakan, seluruh menu yang diberikan jamaah adalah bercita rasa nusantara. Harapannya jamaah tidak terlalu kaget dengan kondisi di Tanah Suci.
Meski demikian, tim konsumsi telah mempertimbangkan kandungan gizi, seperti karbohidrat, sayuran, protein, lemak dan sebagaianya.
Ada sejumah menu sudah ditetapkan untuk diberikan kepada para jamaah. Antara lain rendang, semur, sapi lada hitam, hingga olahan ikan.
“InsyaAllah makanan yang kita berikan sangat variatif agar jamaah tetap bisa menikmati sajian sekaligus tercukupi gizinya,” ujar Dewi.
Khusus di Madinah selama delapan hingga sembilan hari, jamaah akan mendapatkan jatah makan selama 27 kali. Seluruh makanan akan disiapkan petugas berupa boks.
Setiap boks terdapat tulisan yang antara lain berisi jenis makan pagi, siang atau malam berikut masa waktu memakannya.