Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kelaparan, karena ia merusak lambung, dan aku berlindung kepadamu dari perbuatan khianat, karena ia merusak kepribadian.”
Saat dalam kondisi lapar, Islam memerintahkan kita untuk berusaha dengan bekerja secara maksimal. Telah disebutkan dalam hadits riwayat Imam al-Thabrani dari Abdullah bin Mas'ud, Rasululllah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata;
ضَافَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَرْسَلَ إِلَى أَزْوَاجِهِ يَبْتَغِي عِنْدَهُنَّ طَعَامًا، فَلَمْ يَجِدْ عِنْدَ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ، فَقَالَ:اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ، فَإِنَّهُ لا يَمْلِكُهَا إِلا أَنْتَ، فَأُهْدِيَتْ إِلَيْهِ شَاةٌ مَصْلِيَّةٌ، فَقَالَ:هَذِهِ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ، وَنَحْنُ نَنْتَظِرُ الرَّحْمَةَ.
Artinya: “Nabi saw kedatangan tamu. Beliau lantas mengutus seseorang untuk menemui para istri beliau barangkali ada yang punya makanan. Namun ternyata tidak ada satu pun istri beliau yang punya makanan. Nabi saw lantas berdoa, ‘Allohumma inni as-aluka min fadhlika wa rohmatika fa innahu la yamlikuha illa anta.’ Kemudian setelah itu beliau mendapatkan daging kambing panggang. Nabi saw lantas berkata, ‘Ini adalah sebagian dari karunia-Nya. Kami sedang menunggu rahmat-Nya.”
Dari hadits di atas disebutkan dengan jelas bacaan yang perlu diamalkan ketika seorang Muslim mengalami kelaparan dan tidak memiliki simpanan makanan,