DENPASAR, iNews.id - Katib Aam Syuriyah PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menggugah para pengurus, kader dan jama'ah Nahdlatul Ulama (NU) untuk bersiap memasuki 100 tahun kedua usia organisasi ini.
Pergantian abad bagi NU, antara lain, dapat ditandai dengan adanya jaminan berlangsungnya regenerasi secara alamiah pada setiap jenjang kepengurusan.
"Apakah kita siap melakukan regenerasi ?" tanya Gus Yahya--sapaan KH Yahya Staquf kepada puluhan pimpinan cabang dan wilayah, Kamis (21/10/2010) di Denpasar, Bali.
Hadir pada acara silaturrahim tersebut PWNU Bali dan semua cabang, PCNU se PW NU Nusa Tenggara Barat dan semua cabang PWNU Nusa Tenggara Timur. "Siap !" jawab mereka serempak.
Tampak di tengah-tengah peserta silaturrahim, Ketua PWNU Bali KH Abdul Wahid, Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat Prof Masnun Tahir dan Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur, KH Pua Monto Umbu Nay.
Di hadapan mereka, Gus Yahya mengakui dirinya memang tengah mencari _"pekerjaan"_. "Saya melamar pekerjaan lewat para kiai, bapak-bapak sekalian sebagai pemilik suara perusahaan," katanya disambut tawa.
Karena posisinya melamar, lanjut Gus Yahya, maka ia telah mempersiapkan diri semaksimal yang bisa dia lakukan. Termasuk permintaan izin dan restu kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
"Saya sampaikan kepada Kiai Said Aqil bahwa saya akan maju di muktamar. Saya datang, menemui beliau tanggal 2 September lalu," kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku tidak bisa menyimpan apalagi menyembunyikan keinginannya untuk bekerja di NU.