اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ
Ulaaika 'alaa hudam mir rob bihim.
Idgham Bilaghunnah pada ayat tersebut adalah saat nun sukun bertemu huruf ra’. Maka dari itu, nun sukun yang dilebur ke huruf ro tidak dibaca tanpa suara berdengung.
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Fawailul lil muṣhalliin.
Idgam Bilaghunnah pada ayat tersebut adalah saat tanwin bertemu huruf lam. Maka dari itu, huruf lam seolah-olah terdengar ditasydidkan dengan huruf sebelumnya.
وَمَا هُوَ بِقَوۡلِ شَيۡطٰنٍ رَّجِيۡمٍ
Wa maa huwa biqawli shaitaanir rajiim.
Ayat tersebut mengandung hukum tajwid Idgham Bilaghunnah karena terdapat nun yang diberi tanwin bertemu dengan huruf ra’. Maka dari itu, membaca ra’ dalam ayat tersebut terdengar seolah-olah ditasydid atau tebal.
وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلًا لَمًّا
Wa ta'kulụunat turaatṡa aklal lammaa.
Ayat tersebut mengandung lam tanwin bertemu dengan huruf lam. Maka dari itu, cara membacanya menjadi ‘aklallamma’.
اَنۡ رَّاٰهُ اسۡتَغۡنٰىؕ
Arroaahus taghnaa.
Ayat tersebut dibaca demikian karena terdapat nun sukun bertemu huruf ra’.
شۡتَاتًا ۙ لِّيُرَوۡا اَعۡمَالَهُمۡؕ
Asytaatal liyurow a’maalahum.
Ayat tersebut dibaca demikian karena terdapat tanwin (fathatain) pada huruf ta yang bertemu huruf lam.