Sebab dinamakan Mad Shilah karena bacaan panjang (mad) tidak akan terwujud kecuali ketika dibaca lanjut (washal atau shilah) dan juga karena ha’ dhamir disambung dengan mad wau atau mad ya ketika dibaca lanjut. Dinamakan Thawilah karena dibaca panjang lebih dari 2 harakat.
Sehingga Mad Shilah Thawilah adalah hukum ketika ha dhamir (kata ganti) yang dibaca panjang lebih dari 2 harakat ketika lanjut, dengan syarat ha’ dhamir tersebut terletak di antara dua huruf yang berharakat dan huruf keduanya adalah hamzah.
Jika tidak bertemu hamzah, mad berubah menjadi mad shilah qashirah. Mad shilah thawilah boleh dibaca panjang sampai 2 setengah alif atau 5 harakat/ketukan.
Cara membaca Mad Shilah Thawilah adalah dengan memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2 ½ alif, termasuk pada ha’ dhamir yang berharakat dhommah maupun kasrah.
1. Surat Ali Imran ayat 30
وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا
Latin: wabainahuu amadamba'iidaa.
Penjelasan: Huruf ‘ha dhamir’ pada bacaan wabainahuu bertemu dengan hamzah berharakat fathah, sehingga dibaca panjang 5 harakat.