4. Contoh Nun [نْ] Sukun dan Tanwin[ًٌٍ] bertemu nun [ن]
مِنْ ناَصِرِيْنَ :
Min naa shiriina
Cara membacanya: minnaa shiriina
عَنْ نَفْسِهِ :
‘An nafsihi
Cara membacanya: 'Annafsihi
حِطَةٌ نَغْفِرْلَكُمْ :
hiththotun naghfirlakum
Cara membacanya: hiththotunnaghfirlakum
دَرَجاَةٍ مَنْ نَشَاءَ :
Darajaatin man nasyaa a
Cara membacanya: Darajaatimmannasyaa a.
Keutamaan Belajar Ilmu Tajwid
Firman Allah Swt:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)
Alquran adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril as untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia.
Membaca Alquran merupakan salah satu ibadah utama yang besar pahalanya, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis berikut:
Abdullah bin Mas'ud ra. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Alqur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan الن satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Sebagai sebuah ibadah, membaca Alquran haruslah sesuai ketentuan yang disebut “ilmu Tajwid”. Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwiidan artinya membaguskan atau menjadikan bagus, dapat pula diartikan sebagai "al-ityaanu biljayyidi" "segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan".
Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Alquran secara benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi SAW, sehingga dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membacanya.
Hukum mempelajari ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah, namun hukum membaca Alquran dengan memakai aturan Tajwid adalah fardhu 'ain.
Wallahu A'lam