Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10)
Berdasarkan ayat tersebut dikatakan bahwa hanya orang-orang yang beriman saja yang bersaudara. Artinya, dengan keimanan dalam dada mereka, mereka saling terpaut dan saling berpegang teguh pada tali agama Allah. Akhir-akhir ini isu-isu negatif tentang Islam sangat gencar dimuat oleh banyak media. Baik media elektronik, media sosial, atau media massa. Isu yang dibangun adalah bahwa umat Islam tidak toleran dengan umat lain, umat Islam tidak pancasilais, umat Islam tidak cinta NKRI.
Akibatnya, banyak individu atau kelompok yang mengaku paling toleran, paling pancasila, paling cinta NKRI. Bagaimana mereka mengatakan Islam seperti itu, padahal jelas dalam Pembukaan UUD tahun 1945 tertera “berkat rahmat Allah” bangsa Indonesia merdeka. Bahkan dalam pancasila dikatakan dalam sila ke satu “Ketuhanan yang Maha Esa”, yang itu merupakan sebuah hasil pemikiran berdasarkan akidah yang lurus yakni keyakinan hanya Allah lah yang patut disembah. Artinya banyak dari kalangan santri, ulama dan kyai ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indoesia.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dampak lebih jauh dari stigma negatif yang disudutkan kepada umat Islam ini juga membuat perpecahan ditubuh umat itu sendiri. Maka, umat Islam haruslah cerdas dalam menghadapi hal seperti ini. Yakni dengan cara tasamuh (saling toleransi) dan tafahum (saling memhami) atas perbedaan faham yang ada. Jangan sampai mau di adu domba oleh pihak-pihak yang tidak senang bila umat Islam Indonesia bersatu dan saling bekerja sama.