Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Dikyanus mengatakan kepada Diqyanus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martinus dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku khawatir mereka bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa tuan adalah orang sesat kerena menyembah berhala.
Mereka juga mengatakan bahwa Anda kejam dan sewenang-wenang. Aku khawatir mereka berusaha menggulingkan Tuan dari jabatan terhormat ini” Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “Pergi dan tangkap mereka sekarang juga, jangan kembali jika kau tidak berhasil menangkapnya! Diantara para pejabat Dikyanus, ada yang simpati terhadap nasib Martus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telinga Martinus. Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat ar-Raqim.
Di sinilah cikal bakal pelarian pemuda Ashabul Kahfi dalam pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-hentinya meminta perlindungan kepada Allah Swt. Allah SWT, menjadikan gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang medekati gua ini, akan terbersit ketakutan dan tak berani memasukinya.
Ketujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun, dengan izin Allah Swt. (QS. Al-Kahfi [18]: 25)
Allah SWT berfirman:
وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا
Artinya: Dan mereka tinggal dalam gua mereka 300 tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). (QS. Al Kahfi ayat 25).
Selama berada di tempat persembunyiannya di gua, ketujuh pemuda itu atas izin Allah ditidurkan selama 309 tahun.
Mereka kemudian dibangunkan oleh Allah dari tidurnya. Wajah mereka pun berseri-sering dan saling bertanya berapa lama tidur di gua. Sebagian dari tujuh pemuda itu lalu berkata bahwa hanya Allah yang tahu berapa lama mereka ditidurkan.
Setelah itu, mereka keluar dari gua dan mencari makan ke kota. Ketujuh pemuda itu kaget karena keadaan kota sudah berubah dan banyak orang yang sudah beriman kepada Allah SWT.